Dilema antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris

Dalam tulisan saya kali ini membahas penggunaan Bahasa yang di gunakan dalam System Operasi di komputer kita.

System Operasi pakai bahasa Inggris
Beberapa bulan yang lalu ada teman beli komputer baru, karena beliau belinya rakitan ya masih kosong (belum ada system operasinya), karena untuk membeli system operasi harganya lumayan mahal saya tawari saja untuk di install OS Linux dalam hal ini saya menawarkan distro karya anak negeri yaitu BlankOn Linux.

Setelah dilakukan ujicoba dengan menggunakan Live CD dan beliau-pun sudah merasa cocok, segera dilakukan proses install ke komputer tersebut, ketika sampai pada pemilihan bahasa yang di pakai saya tawarkan pada beliau untuk memakai antaramuka bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dan beliau bersikeras untuk memakai antarmuka berbahasa Inggris.
Tampilan nautilus dengan Antarmuka bahasa Inggris

Mengapa beliau bersikeras untuk memakai bahasa inggris, alasannya kalau pakai bahasa Indonesia agak susah memahaminya (padahal beliau bahasa inggris juga belum tentu paham) mungkin alasan sederhananya karena kebanyakan system operasi di komputer memakai antarmuka berbahasa inggris dan nantinya waktu memakai komputer punya orang lain tidak akan bingung.


Sistem Operasi pakai bahasa Indonesia
Beberapa hari yang lalu saya di mintai tolong untuk membuat lab komputer untuk salah satu SD, karena Sekolah tersebut hanya tingkat SD maka saya Installnya pakai bahasa Indonesia, kebetulan Sekolah tersebut belum ada guru TI-nya maka untuk sementara waktu yang mengajar lab tersebut adalah guru Bahasa Indonesia, dan di Netbook yang beliau pakai juga memakai bahasa Indonesia.

Tampilan nautilus dengan Antarmuka bahasa Indonesia

Lha dilemanya mana?

Oke, saya lanjut ke masalah pokok dari tulisan ini, beberapa hari yang lalu teman yang komputernya di Install pakai bahasa inggris menanyakan aplikasi apa yang bisa untuk melakukan burn CD /DVD saya jawab silahkan memakai Brasero Disk Burn dan memang aplikasi tersebut sudah terpasang secara otomatis di distro BlankOn, karena belum pernah memakai Brasero beliau kebingungan saat mau pakai aplikasi tersebut, beliau pun minta tutorial cara penggunaan brasero, saya pikir karena OS yang terpasang di komputernya pakai Bahasa Inggris, saya kasih tautan tutorial yang berbahasa inggris, eh beliau malah marah-marah, berikut link yang saya berikan http://library.gnome.org/users/brasero/3.1/brasero-new-project-audio.html.en

Padahal saya sendiri sudah menerjemahkan dan menulis ulang tutorial tersebut dalam bahasa Indonesia walupun masih sederhana karena saya masih kekurangan waktu untuk menulisnya sampai selesai, ketika saya berikan tautan yang saya tulis tersebut beliau tidak marah lagi, berikut ini link tutorial yang saya tulis ulang http://blankonhelp.blogspot.com/2011/11/manual-brasero.html.

Seharusnya teman saya diatas tetap konsisten dengan apa yang beliau pilih yaitu ketika mengalami masalah dengan Sistem Operasi yang di pakai karena memakai Bahasa Inggris, ya harus berusaha keras untuk belajar bahasa inggris.

Belakangan ini saya banyak menemukan kejadian yang lebih aneh lagi (menurut saya), dimana banyak orang-orang yang dengan begitu bangganya memakai Distro buatan luar negeri, namun apabila mereka mengalami masalah koq bertanya ke para  pengembang Distro dalam negeri, seharusnya jika mereka menggunakan distro buatan luar ya silakan tanya langsung ke millis dan komunitas distro yang ia pakai dan tentunya harus memakai bahasa inggris.

Saat ini ada kejadian yang lebih memprihatinkan  lagi, dimana ada sebagian orang memakai Linux saja belum begitu mahir, eh  malah memakai distro yang menurut saya cukup repot memakainya, misalnya mereka memakai Backtrak, Slackware, puppy linux, dan lain-lain, dalam hal ini biasanya terjadi pada anak-anak muda yang biar dianggap keren atau hebat.

Saya juga kadang merasa bingung waktu harus memberi penjelasan lainnya misalnya untuk copy-paste di komputer saya adanya salin-tempel, Home dikomputer saya adanya Beranda, dll.

Sebenarnya dilema ini juga menjadi PR buat kita semua terutama dalam menerjemahkan/menulis ulang buku panduan (tutorial) berbahasa Indonesia.
Di lain sisi kita berusaha menggunakan bahasa Indonesia dalam buku panduan tersebut, dilain sisi rata-rata OS yang terpasang dikomputer menggunakan bahasa Inggris.

Akhir kata mari kita berusaha menggunakan Bahasa Indonesia yang benar walaupun belum terbiasa, yang perlu di ingat lagi tidak semua bahasa dalam pemrograman bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Dilema antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris"

Post a Comment

Silakan langsung tulis komentar Anda jika ada pertanyaaan, koreksi atau penjelasan lainnya sesuai tema pada artikel, budayakan ber-komentar dengan baik.