Antara Rokok, SIM dan Pompa Angin

Seperti biasa sebagai Laki-laki panggilan saya kemarin mendapat panggilan (eh undangan ding) dari pemilik Pabrik R***K di  kota yang cukup Asri yaitu Kudus, seperti biasanya Undangan tersebut masih berkaitan dengan OpenSource, untuk memenuhi Undangan tersebut saya naik Bus (mau naik pesawat susah turunnya) sesuai perjanjian dalam email yang saya terima (baca) setelah sampai terminal katanya mau di jemput, karena saya dengan pihak pengundang belum pernah saling tatap muka, maka seperti biasa saya telephone orang yang bersangkutan, eh gak tahunya pulsa saya habis yah terpaksa beli pulsa dulu, tengok kanan-kiri nyari penjual pulsa tapi gak ketemu (kiosnya belum pada buka) dan bla....bla..... akhirnya jemputan datang juga setelah melalui proses yang agak ribet.

Sampai di ditujuan saya langsung diseret (eh bahasa yang enak apa ya) ke bagian IT kantor tersebut, eh gak tahunya yang ngurusi bagian IT sedang keluar, akhirnya saya ditemui salah satu staf kantor tersebut yang kebetulan C***K yang lumayan C***** suit....suit...... asik nich daripada bengong dan galau tidak karuan, seperti biasa saya ngobrolin sesuatu yang kurang penting dengan dia, sedang seru-serunya ngobrol eh Bagian IT kantor datang, yah berakhir sudah obrolan yang cukup mengasikkan tersebut, padahal aku belum sempat minta akun Facebook-nya hehehehe......

Setelah basa-basi saling memperkenalkan diri untuk yang kedua kalinya (yang pertama kenal lewat internet) kemudian saya dipersilakan (tepatnya disuruh) untuk menjelaskan apa itu OpenSource dan keunggulannya (istilah kerennya Presentasi) kepada beberapa staf dikantor tersebut terutama masalah aplikasi perkantoran (office) setelah ngoceh ngalor-ngidul yang cukup melelehkan akhirnya acara ini selesai juga. 

Sekitar jam 12 kami break untuk makan siang dan sholat dzuhur, kemudian saya diajak keliling untuk melakukan survei beberapa peralatan Komputer yang ada di kantor tersebut untuk didata agar mempermudah proses migrasi, dan tentunya apa saja yang dibutuhkan serta berapa biaya yang harus dikeluarkan nantinya.

Akhirnya semua proses diskusi mengenai proses migrasi selesai sudah, sayapun diantar kembali keterminal, sebelum berpisah (saya pulang) seperti biasa saya diberi amplop putih (pasti sudah pada bisa menebak apa isinya), tidak lupa saya meninggalkan beberapa keping CD Distro Linux  BlankOn 7 Pattimura berikut meninggalkan Copy-an Repo BlankOn yang saya bawah disalah satu hardisk pada komputer di kantor tersebut. 

Sampai diterminal saya ditinggalkan seorang diri, karena perut lapar saya mencari makan, eh kebetulan ada pedagang Mie Ayam disitu, ya sudah saya pesan saya satu mangkok, karena bus yang ditunggu belum juga datang saya ngobrol dengan bapak penjual Mie Ayam tersebut, dari obrolan yang gak begitu penting sampai obrolan yang agak penting, eh tidak sengaja saya melihat Pompa Angin dalam kotak yang nangkring diatas Jok motornya.


Yang membuat saya heran adalah untuk manasin air pada dandang air (bahasa Indonesianya Dandang saya tidak tahu ya saya sebut saja begitu) beliau pakai Kompor gas yang menggunakan tabung Gas Elpigi bukan memakai tabung minyak tanah seperti penjual mie ayam beberapa tahun yang lalu, lha untuk apa koq bawa pompa segala.


Karena merasa penasaran denga pompa tersebut (jangan-jangan syarat agar dagangannya laris) saya pun mulai memancing denga perntanyaan yang agak halus, sudah lama pak jualan Mie Ayam?"Sudah hampir sepuluh tahun" jawab beliau,
kemudian saya tanya lagi "Setiap hari bawa Pompa Angin itu ya pak?"
Ya, jawab beliau
Terus saya tanya lagi (pertanyaan bodoh) "untuk apa pompa tersebut?" lha sampean kan pakai Gas Elpigi jadi gak perlu bawa pompa segala seperti waktu masih pakai minyak tanah.
Beliau menjawab "untuk ngisi angin pada ban jika kempes".Kemudain saya tanya lagi "khan tidak setiap hari bannya kempes, lagian disini banyak tukang tambal ban,
Eh, beliau keceplosan ngomong "kadang memang sengaja saya kempesin"
Lha dalah..... ternyata ada rahasia dibalik pompa angin tersebut, tapi beliau tetap gak mau menceritakan apa sebenarnya kegunaan pompa tersebut.

Karena masih penasaran dengan pompa tersebut saya terus berusaha mencari tahu, sedang berpikir bagaimana caranya agar bapak tersebut mau memberi tahu rahasianya, eh bapak tersebut mau merokok tapi rokoknya habis, kebetulan ini, saya tadi dapat oleh-oleh beberapa rokok dari kantor yang mau migrasi tadi, karena saya sudah tidak merokok maka saya berikan rokok tersebut kepada bapak tadi, dengan syarat belaiu mau memberitahu untuk apa pompa tersebut.

Ternyata rahasianya adalah untuk menyelamatkan diri jika ada razia SIM, STNK, Helm, dll yang dilakukan oleh aparat penegak hukum, jadi bila dari jauh terlihat ada razia maka beliau cepat-cepat nggembosin ban sepeda motornya dan dengan pura-pura terengah-engah beliau mendorong sepeda motornya melewati barisan orang-orang yang kena razia tersebut untuk meloloskan diri.

Wah.... ternyata bapak tadi sudah ngadalin para petugas dengan sukses, dan katanya sudah hampir lima tahun beliau melakukannnya dan selalu lolos.

Semoga saja tidak ada aparat yang membaca tulisan ini karena kalau ada bisa bahaya bapak tersebut, sebelum naik bis sempat saya nasehati bapak tersebut untuk mengurus kelengkapan surat-surat kendaran bermotornya, karena suatu saat jika sedang apes bisa saja akal bulusnya ketahuan, dan beliau katanya akan segera mengurusnya, beliau malah cerita katanya minggu depan sudah tidak jualan keliling lagi karena sudah dibuatkan kios kecil-kecilan sama anaknya.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Antara Rokok, SIM dan Pompa Angin"

Post a Comment

Silakan langsung tulis komentar Anda jika ada pertanyaaan, koreksi atau penjelasan lainnya sesuai tema pada artikel, budayakan ber-komentar dengan baik.