Tulisan ini berupa opini pribadi saya
tentang suatu komitmen manusia terhadap yang pernah diucapkannya,
tulisan ini saya rangkum berdasarkan kisah nyata yang saya alami,
tentu saja dengan penambahan beberapa kalimat pemanis yang dalam
kenyataannya tidak terucap secara nyata.
Dulu teman jauh saya yang pengangguran,
setelah selesai sholat jumat sempat ngomong ke saya, jika dia dapat
perkerjaan tetap dengan gaji yang lumayan akan sering ngikuti
kegiatan pengajian atau kumpul-kumpul di masjid, nyatanya sekarang
setelah dia dapat pekerjaan dengan gaji yang lumyan mencukupi, dia
memang sering kumpul-kumpul dengan teman-teman, tapi sayangnya dia
sekarang kumpulnya di posko dengan ditemani banyu setan.
Dulu ada salah seorang artis yang
sewaktu mencalonkan diri menjadi angota Legislatip dia bilang jika
terpilih akan banyak berbuat kebaikan untuk rakyat Indonesia tidak
lupa katanya akan memperbanyak ibadah, nyatanya sekarang dia sudah
pakai Hijab setelah menjadi tersangka korupsi.
Teman saya di jejaring sosial juga
tidak jauh berbeda dengan cerita di atas, dia pernah bilang ingin ikut
kontribusi dalam dunia open source, tapi dia bilang tidak punya
Laptop
dan modem, kemudian dia ikut lomba yang diadakan oleh salah satu
vendor hardware (kebetulan saya yang share adanya lomba tersebut) dan dengan tidak disangka dia terpilih menjadi juara
kedua dengan hadiah 1 (satu) buah Laptop. Laptop sudah ada, tinggal
nyari modem, singkat cerita dia sudah beli modem walau dalam kondisi
2nd tapi lumayanlah. Karena dia sekarang sudah punya Laptop
dan Modem, maka saya pun bertanya;
“Katanya mau ikut kontribusi
pada Open Source”
Secara mengejutkan dia bilang;
“Internetnya lelet banget” dalam hati saya berkata internet
lelet tapi kok bisa ngetwitt dan nulis setatus di jejaring sosial
hampir setiap 10 menit sekali.
Saya sekarang jadi tidak yakin kalau
pun dia memiliki internet yang cepat belum tentu mau kontribusi,
bisa-bisa kalau internetnya cepat dia malah lebih sering streaming
youtube.
Di atas adalah cerita dengan tersangka
orang lain, rasanya kurang greget jika tidak dilengkapi dengan cerita
mengenai saya karena kesannya hanya karangan belaka.
Saya sendiri dulunya pernah punya
angan-angan yang salah satunya akan lebih banyak kontribusi pada
perkembangan dunia open source di Indonesia terutama dalam
mengembangkan
BlankOn Linux.
Awalnya saya masih malu-malu untuk
bergabung dalam pengembangan BlankOn Linux sehingga secara diam-diam
saya hanya sering ngintip percakapan di IRC.
Saya malu karena waktu
itu masih merasa tidak memiliki kemampuan yang memadai dalam dunia
open source walupun saat itu sudah menggunakan GNU/Linux sudah lebih
dari 5 (lima) tahun.
Pertimbangan lainnya adalah waktu itu saya hanya
memiliki komputer dengan spek yang memprihatinkan yaitu beberapa
komputer kelas Pentium III, masalah lainnya adalah mengenai jaringan
internet yang saya gunakan belum memadai, yaitu menggunakan koneksi
dialup modem HP CDMA dengan kabel DKU5 sebagai sarana berinternet
satu-satunya.
Jika Anda pernah menggunakan koneksi internet yang saya
sebutkan di atas pasti tahu betapa bahagianya waktu itu, untuk
browsing saja musti belajar sabar, untuk download harus lebih
sabar lagi, untuk upload harus super sabar. Jika kita download suatu
file yang lumayan besar jangan harap bisa ditunggu sambil buka tab
baru lagi, apalagi sambil chat di jejaring sosial.
Singkat cerita akhirnya saya ikut
kontribusi di
BlankOn Linux dengan menulis beberapa tutorial untuk buku
Panduan BlankOn 7 Pattimura.
Ketika saya hanya memiliki komputer
Pentium III dan internet pas-asan dalam hati pernah punya angan-angan,
seandainya saya punya komputer yang lebih canggih dengan koneksi
internet yang cepat maka saya akan lebih banyak ikut kontribusi pada
BlankOn Linux setelah punya komputer yang lumayan dengan koneksi
internet yang memadai
nyatanya...... bisa Anda tebak sendiri.
Begitu terjadi seterusnya tanpa rasa
puas, setelah punya komputer yang memadai pengen punya Laptop,
setelah punya Laptop pengen punya Gadget yang canggih, tapi dalam
urusan kontribusi semakin berkurang.
Dulu saat saya masih belum punya usaha
dan penghasilan tetap saya ingin segera menikah dan berumah tangga,
tapi setelah punya usaha dan penghasilan yang tetap nyatanya sampai
sekarang belum dapat pasangan yang mau diajak nikah.
Ada-ada saja alasan orang saat diajak berkontribusi, saat belum punya pekerjaan dia bilang tidak bisa kotribusi dengan alasan tidak punya apa-apa yang akan diberikan, saat punya pekerjaan tetap alasan belum punya waktu karena terlalu sibuk.
Kontribusi pada BlankOn Linux
Sampai saat ini saya masih
agak aktif
dalam pengembangan Distro
BlankOn Linux. Alhamdulillah saya masih
dipercaya sebagai koordinator
Tim Dokumentasi. Sampai saat ini
pekerjaan Tim Dokumentsai masih sangat banyak namun masih kekurangan
anggota, yang dimaksud anggota di sini bukan hanya nulis nama saja,
namun yang diperlukan adalah kontribusi nyata, kalau masalah anggota
sih dulu Tim Dokumentasi punya anggota lebih dari 10 (sepuluh) orang,
namun yang bekerja tidak lebih dari 5 (lima) orang.
Dulu pernah terpikir olehku jika
kontribusi hanya
sedikit dan nanggung itu sesuatu yang memalukan,
tapi sekarang pikiran tersebut sudah berubah dengan kalimat
sungguh
memalukan hidup ini jika tidak berkontribusi sedikitpun, biarlah
ada yang bilang kontibusi yang hanya sedikit itu hanya
pencitraan,
bullshit, sok idealis, dll. saya tidak perduli.
NB:
- Sebernarnya opini ini saya ambil dari sebagian kecil esai panjang mengenai perkembangan Distro Linux di Indonesia yang sedang saya susun sejak lama dan belum siap dipublikasikan.
Bersambung
Belum ada tanggapan untuk "Komitmen"
Post a Comment
Silakan langsung tulis komentar Anda jika ada pertanyaaan, koreksi atau penjelasan lainnya sesuai tema pada artikel, budayakan ber-komentar dengan baik.