Pertanyaanya adalah; mengapa bahan untuk membuat terompet tahun baru menggunakan kertas bekas?, jawabannya sederhana; jika semua bahannya menggunakan barang (kertas) yang baru maka harganya menjadi mahal.
Selain itu terkadang ada kasus tertentu dimana beberapa order cetakan tidak diambil oleh pemesanannya, biasanya kalau memesan suatu barang tertentu untuk di cetak ke percetakan maka pihak pemesan dikenakan uang muka sebesar 50% oleh pihak percetakan dari nilai barang yang dipesan, nah karena suatu hal pihak pemesan tidak mengambil barang pesanannya, sedangkan pihak percetakan tidak mau rugi, akhirnya untuk mengurangi kerugian, pihak percetakan menjual barang tersebut dengan harga kiloan, biasanya ini dilakukan jika barang tidak diambil lebih dari 3 bulan.
Jadi kalau mau ditelusuri serius sebenarnaya mudah saja kok, tinggal cari saja pemenang tender pengadaan Alqur'an tahun 2013, gitu aja kok repot.Perlu juga kita sadari dan pahami bahwa orang yang beli kertas kiloan untuk bahan pembuat terompet tentunya tidak mau rugi dengan menyortir satu-persatu kertas yang dibelinya, selain akan menimbulkan kerugian jika harus tidak menggunakan kertas yang terdapat tulisan tertentu, proses penyortiran juga akan memakan waktu yang tidak sebentar.
Memang benar di Kementrian Agama sudah ada undang-undang yang mengatur masalah ini, yaitu; "Pasal 5 Peraturan Menteri Agama (PMA) No 01 Tahun 1957 tentang Pengawasan terhadap Penerbitan dan Pemasukan Alquran mengatur bahwa sisa dari bahan-bahan Alqur'an yang tidak dipergunakan lagi, hendaklah dimusnahkan untuk menjaga agar jangan disalahgunakan". Walau sudah ada undang-undang tersebut namun penerapannya tidak semudah membalik telapak tangan, bahkan dulu pernah terjadi perdebatan cara memusnahkan dari bahan-bahan Alquran yang tidak dipergunakan lagi, dimana waktu itu tidak boleh dengan cara dibakar, dengan alasan membakar Alqur'an termasuk dalam kategori penistaan agama islam.
Seharusnya pemerintah memberi apresiasi ke pengrajin terompet ini karena kreativitasnya menggunakan (mendaur ulang) limbah menjadi barang seni, bukan malah mematikan usaha mereka dalam mencari rejeki.
Kesimpulan saya pribadi masalah ini sebenarnya bukanlah suatu kesengajaan, hanya saat ini saja beritanya terlalu berlebihan.
Belum ada tanggapan untuk "Terompet Tahun Baru Bermasalah"
Post a Comment
Silakan langsung tulis komentar Anda jika ada pertanyaaan, koreksi atau penjelasan lainnya sesuai tema pada artikel, budayakan ber-komentar dengan baik.